Kajian Perkuatan Subsistem Aceh

Sejak 2019, Sistem Tenaga Listrik Sumatera sudah terhubung melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 kV yang membentang sejauh 2.866 kms. Dengan adanya Tol listrik ini akan meningkatkan keandalan listrik Sumatera dan dapat menurunkan biaya pokok produksi listrik di Sumatera. Namun, Tol Listrik Sumatera ini belum selesai sepenuhnya ke arah Subsistem Aceh sehingga dapat dikatakan praktis Subsistem Aceh masih radial dan rentan terhadap adanya gangguan bila terjadi pada sirkuit backbone titik transfer antara Subsistem Sumut dan Aceh. Gangguan bisa terjadi kapan saja baik dari sisi pembangkitan, transmisi maupun dari sisi distribusi sekalipun, oleh karena itu diperlukan kesiapan dari sisi proteksi, defence scheme bahkan yang paling utama adalah perkuatan Subsistem Aceh itu sendiri melalui percepatan pembangunan SUTET 275 kV.

Oleh karena itu, PLN bekerjasama dengan Lab. Simulasi Sistem Tenaga untuk menghasilkan rekomendasi terhadap perkuatan Subsistem Aceh baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang dimana didapatkannya hasil kajian/studi stabilitas transien dan dinamik, stabilitas tegangan, review proteksi, dan defence scheme Subsistem Aceh saat mengalami gangguan baik dari sisi pembangkitan, transmisi dan peralatan GI serta perkuatan kelistrikan Subsistem Aceh.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Lab. Simulasi Sistem Tenaga melakukan beberapa studi dan simulasi berikut.

  1. Simulasi Transfer Daya Maksimal yang bertujuan untuk mengetahui batasan transfer daya antara Aceh dengan Sumatera pada saluran dan kondisi tertentu.
  2. Review Proteksi Generator di Subsistem Aceh yang bertujuan untuk mencegah generator pada pembangkitan tenaga listrik agar tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang menyebabkan penyediaan tenaga listrik menjadi tidak maksimal.
  3. Review Proteksi Transmisi di Subsistem Aceh yang bertujuan untuk menjaga kontinuitas penyaluran tenaga listrik, sehingga menjamin kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang handal. Salah satu sistem proteksi tenaga listrik adalah Distance Relay yang merupakan pengaman utama pada saluran transmisi.
  4. Simulasi Single/Three Pole Auto Reclose. Single Pole Auto Reclose dan Three Pole Auto Reclose atau SPAR-TPAR adalah suatu sistem reclosing pada circuit breaker. Jadi saat terjadi gangguan, CB akan terbuka untuk mengisolasi gangguan dan ketka gangguan telah hilang CB perlu untuk menutup kembali menggunakan sistem reclosing SPAR-TPAR tersebut.
  5. Simulasi Fenomena Power Swing Subsistem Aceh. Power Swing merupakan fenomena kompleks dalam sistem tenaga listrik dimana beban dapat berayun dari posisi normal kemudian berjalan menuju daerah zona gangguan. Power Swing dapat menyebabkan kesalahan operasi pada Distance Relay dan membangkitkan trip pada CB. Hal ini memperparah gangguan sistem tenaga dan mengakibatkan pemutusan tenaga (power outage) pada skala luas, bahkan pemadaman seluruhnya (power blackout). Karena power swing adalah fenomena bukan gangguan, relay tidak boleh trip sama sekali pada saat terjadinya power swing ini. Untuk mengurangi atau menghilangkan Power Swing, salah satu caranya adalah dengan penggunaan gain kecil pada sistem eksitasi generator.
  6. Simulasi Stabilitas Tegangan. Stabilitas tegangan adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga listrik untuk mempertahankan besar tegangan di semua bus setelah mengalami gangguan pada suatu kondisi operasi. Dalam simulasi ini digunakan kurva PV dengan memasang sebuah beban uji pada masing-masing bus dan nilai beban uji ini akan dinaikkan secara perlhan hingga titik dimana sistem tidak lagi konvergen.
  7. Defense Scheme Susbsistem Aceh. Defense Scheme adalah suatu skema proteksi yang digunakan pada saat terjadi kondisi abnormal pada operasi sistem seperti pemadaman (blackout) sebagian dan pemadaman total. Studi defence scheme dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari gangguan yang berpotensi terjadi sekaligus melokalisir peralatan yang terganggu dengan cepat, tepat, dan akurat serta rekomendasi untuk perkuatan subsistem aceh.
All rights reserved | Draco theme by Webpsilon